Jumat, 28 Januari 2011

Ada apa dibalik Crop Circle misterius?

Beberapa waktu lalu kita dikagetkan pada pola aneh yang membentuk lingkaran di areal persawahan di Dusun Rejosari, Desa Jogotirto, Berbah Sleman, Yogyakarta (23/1), hal serupa juga ditemukan di dusun Panijoyo, Kelurahan Sri Martani, Piyungan, Bantul atau lima kilometer dari lokasi crop circle pertama di temukan (25/1). Crop circle tersebut diyakini sebagai jejak pesawat UFO yang mendarat di areal persawahan tersebut. Hal ini cukup membuah heboh warga, bagaimana tidak, ini adalah kasus pertama yang ditemukan di Indonesia.

Berita Gayus yang memuncak setelah persidanganpun sirna tergantikan isu mendaratnya UFO ini. Masyarakat berbondong-bondong mendatangi areal persawahan tersebut hanya untuk melihat crop circle misterius ini, bahkan seorang mahasiswa tewas terjatuh dari tebing hanya untuk melihat crop circle tersebut. Menurut masyarakat sekitar, mereka mendengar desingan mesin seperti pesawat pada dini hari, hal itu mendorong keyakinan masyarakat bahwa crop circle itu benar-benar tercipta karena jejak pesawat UFO, saya pun awalnya yakni hal tersebut benar-benar terjadi alamiah karena bagaimana mungkin ada manusia yang membuat crop circle serapi itu?

Namun penuturan seorang pakar Antariksa yang juga peneliti di LAPAN menjawab dugaan warga ini, beliau menungkapkan garis-garis yang ditemukan tidak simetris, ada yg besar dan ada yang kecil, maka besar kemungkinan itu dilakukan oleh manusia (liputan 6). Menurutnya, UFO secara ilmiah belum pernah ditemukan. (www.wartanews.com)

Kasus ini mendorong rasa keingintahuan warga Sleman dan sekitarnya, mereka rela berdatangan ke area tersebut walaupun menaiki bukit yang tinggi atau menyewa tangga. Uniknya bagi warga sleman, berita ini membawa berkah. Pasalnya banyak warga yang memanfaatkan kesempatan ini sebagai ajang mencari rejeki, ada yg jadi tukang parkir dadakan hingga dari kegiatan parkir saja mereka mendulang keuntungan 3 juta rupiah, ada juga yang berjualan makanan ringan, menyewakan tangga, atau menjual jasa dari hasil mengabadikan pemandangan Crop Circle tersebut dalam gambar.

Walaupun ini pertama kalinya di Indonesia, tapi hal ini patut di analisis. Jika memang hal tersebut buatan manusia, Apa kepentingannya melakukan semua ini? Diluar negeri kasus seperti ini, membenarkan campur tangan manusia didalamnya, bahkan ada pihak-pihak yang mencari keuntungan dengan membuat logo perusahaan dalam crop circle tersebut. Lalu bagaimana dengan crop circle yang terjadi di Indonesia? Apa ada yang memanfaatkan kasus ini untuk promosi logo perusahaan atau mungkin ini dilakukan semata-mata hanya untuk mengalihkan kasus Gayus yang melejit setelah persidangan? Mungkin saja ini salah satu rencana God father Gayus untuk mengalihkan perhatian public terhadap kasusnya..Wallahu a’lam

Senin, 06 Desember 2010

Bedah Novel "Muhammad, Lelaki Penggenggam Hujan"


10 April 2010, Forum Lingkar Pena (FLP) Jatinangor mengadakan acara Open Recruitment sekaligus bedah novel “ Muhammad, Lelaki Pengenggam Hujan” Karya Taufiq Saptoto Rohadi atau yang akrab di panggil Mas Tasaro, novel fenomenal ini sungguh menakjubkan, karena di dalamnya memuat tentang sirah-sirah nabi namun di kemas dalam bentuk yang berbeda. Shirah Nabawiah dituliskan berdasarkan fakta-fakta sejarah yang seringkali kaku karena bersikap deskriptif-naratif berdasarkan laporan kesejarahan sehingga fakta-fakta sejarah Rasulullah terkesan “berjarak” dan tidak memiliki kehangatan. Dengan novel terbarunya ini Tasaro berhasil memecah jarak yang seringkali terdapat dalam shirah-shirah rasul tersebut sehingga membuat si pembaca semakin merasa dekat dengan sosok Nabi Muhammad,

Buku yang melejit setelah novel “Galaksi Kinanti” ini dikerjakannya selama kurang lebih 6 bulan “Saya pernah stuck mengerjakan novel ini, bukan mandeg dalam imajinasi tapi saya sempat berpikir pantaskan saya menulis buku ini dengan segenap pengetahuan yang saya punya, karena saya tidak pernah pesantren dan saya bukan seorang tokoh agama, dengan cara berdiskusi dan membaca banyak buku referensi tentang Nabi Muhammmad akhirnya tekad saya untuk menerbitkan buku ini kembali mengalir dan keraguan saya pun hilang” ucap pria yang mempunyai satu putera ini. Acara yang berlangsung di FSBJ UNPAD Jatinangor ini dihadiri oleh Dewan Pertimbangan FLP yakni M. Irfan Hidayatullah. Selain itu beliau juga memberikan hadiah bagi para pemenang lomba cerpen yang telah diselenggarakan oleh FLP Jatinangor.

Tak hanya itu, Acara bedah novel ini dilengkapi pula dengan sajian musikalisasi puisi dari Forum Lingkar Pena (FLP) Pusat Bandung yang dipimpin oleh Kang Adew dan kru-nya, sajian musikalisasi puisi yang dibawakan oleh mereka cukup mengundang decak kagum penonton yang berjumlah kurang lebih 100 orang ini. Acara diakhiri dengan muhasabah yang diiringi dengan music Kitaro, tak sedikit orang yang meneteskan air mata ketika sesi muhasabah berlangsung.

Ketua FLP Jatinangor, Fatih Beeman menuturkan bahwa biasanya acara bedah novel diselenggarakan ketika ada buku-buku anggota FLP yang terbit, “Alhamdulillah, sekarang sudah banyak anggota FLP yang menerbitkan bukunya seperti Asma Nadia, Mutmainnah, dan masih banyak lagi yang lainnya. FLP Jatinangor yang sempat vacum kini bisa bangkit lagi” ucapnya mengakhiri pembicaraan.

Kamis, 25 November 2010

ALPHABET OF PERSONAL WINNING


A= Accept (terima diri Anda apa adanya)

B= Believe (Percayalah terhadap kemampuan Anda untuk meraih apa yang Anda Inginkan)

C= Care (Peduli dengan kemampuan Anda meraih apa yang Anda inginkan dalam hidup)

D= Direct (Arahkan pikirkan pada hal-hal positif yang meningkatkan kepercayaan diri)

E= Earn (Terimalah penghargaan yang diberi orang lain dengan tetap berusaja menjadi yang terbaik)

F= Face (Hadapi masalah dengan benar dan yakin)

G= Go (berangkatlah dari kebenaran)

H= Homework (Pekerjaan rumah adalah langkah penting untuk pengambilan informasi)

I= Ignore (abaikan celaan orang yang menghalangi jalan kamu mencapai tujuan)

J= Jealously (rasa iri dapat membuatmu tidak menghargai kelebihan kamu sendiri)

K=Keep (terus berusaha walaupun beberapa kali gagal)

L= Learn (belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulanginya)

M= Mind (perhatikan urusan sendiri dan tidak menyebar gossip)

N= Never (jangan terlibat skandal seks, obat terlarang, dan alcohol)

O= Observe (amatilah segala hal disekeliling kamu, perhatikan, dengarkan, dan belajar dari orang lain)

P= Patience (sabar adalah kekuatan tidak ternilai yang membuat kamu terus berusaha)

Q= Question (pertanyaan perlu mencari untuk jawaban yang benar dan menjawab ilmu)

R= Respect (Hargai diri sendiri dan juga orang lain)

S= Self (Self confidence, self esteem, self respect) percaya diri, harga diri, citra diri, penghormatan diri akan membebaskan kita dari saat-saat tegang

T= Take (bertanggungjawab pada setiap kegiatan kamu)

Alangkah Lucunya Negeriku


Mungkin kata ini pernah anda dengar atau saksikan disalah satu film layar lebar di negara kita, saya pikir betul juga. Indonesia negara yang subur, makmur, lohjinawi tapi kenyataannya berbalik, rakyat miskin bergelimangan dimana-mana. Negara yang kaya akan sumber daya nya tapi tetap saja banyak tenaga kerja memilih mengais rejeki dinegeri orang.contohnya saja Sumiati. TKW asal NTB ini mendapat perilaku diluar batas kemanusiaan, ia disiksa sang majikan hngga seluruh tubuhnya memar dan lebih parahnya lagi bibirnya digunting, hingga kini ia hanya dapat berbaring dirumah sakit Madinah, lebih parahnya lagi dengan Kikim, TKW asal Cianjur yang tewas dengan cara tidak wajar, mayatnya ditemukan ditong sampah di Arab Saudi, diduga korban tewas karena dibunuh. Sebenarnya kasus penganiayaan TKW asal Indonesia ini bukanlah hal yang baru, hingga sampai saat ini kasus Sumiyati yang mencuat dan menyita perhatian dunia Internasional dan domestic ternyata lagi-lagi mendorong pemerintah mengambil tindakan tegas, hingga saat ini SBY hanya menyuruh mengirim tim untuk melakukan perlindungan terhadap sumiyati dan mengatasi kasus ini.
Humphrey ketua Asosiasi Advokat Indonesia (AAI ) menuturkan akan mengusut kasus Sumiyati karena kasus ini telah menyita perhatian dunia internasional dan domestic. Masalah penganiaayaan terhadap TKI ini bukanlah masalah baru, hal ini terjadi berulang-ulang hingga kasus terakhir yakni kasus Sumiati, dan paling terakhir ini hanya kasus salah satu TKW yang kebetulan terungkap, masih ada ribuan TKW lainnya yang kisah pedihnya tak terungkap atau terpublish oleh media sekalipun. Entah nasib mereka kini seperti apa. Setiap kejadian kasus ini terulang, tak ada tindak tegas dari pemerintah secaraberkelanjutan, hanya saja setiap kasus demi kasus terungkap, pemerintah baru mengambil tindakan. Ketika kasus itu redup, pemerintah kembali diam. Seharusnya pemerintah bertindak tegas terhadap permasalahan ini, kalo perlu turun langsung dalam masalah ini. Presiden Philiphina langsung turun langsung ketika ada tenaga kerjanya mendapat penganiayaan dari negara lain, lalu bagaimana dengan Indonesia? Kalo perlu bawa permasalahan ini ke mahkamah internasional agar dapat memberi efek jera untuk negara pelaku penganiayaan tersebut.
Kadang saya merasa lucu melihat potret negara ini ini, satu sisi banyak bangsa yang mengeluh bahkan merintih menahan pedih hanya untuk mengais rezeki di negara orang, namun dengan mudahnya Gayus, sang koruptor kelas kakap berlibur ke Bali disaat hukumannya berlangsung, hukuman seperti apa yang mengijinkan dia keluar masuk bui? seharusnya koruptor tersebut dihukum MATI karena banyak memakan uang rakyat hingga rakyat harus terseok-seok untuk mendapat selembar rupiah pun bahkan mengorbankan nyawanya.
Arg,,kita tak bisa berharap banyak pada lembaga hukum negara kita, kepercayaan masyarakat pada lembaga hukum pun menurun dibuktikannya dengan banyak mafia hukum. Bagaimana nasib Indonesia kelak?


Sabtu, 22 Mei 2010

Selasa, 27 April 2010

Jurnal KKN (Part 1) Ekspedisi Sayang Heulang (Sebuah Perjuangan Mencapai Puncak)

Tgl 14 Februari tepatnya hari ke-5 Kuliah Kerja Nyata (KKN), saya dan teman-teman satu kelompok berencana pergi ke pantai, karena di Garut Selatan khususnya Pemungpeuk merupakan daerah yang dekat dengan beberapa pantai yang katanya masih asli dan mempunyai pemandangan yang indah. Karena aktifitas KKN belum mulai berjalan maka kami memanfaatkan hari minggu ini untuk bercengkrama dengan alam “Sekaligus observasi lingkungan” kata temanku Ai menimpal.

Pantai Sayang Heulang, pantai yang terletak di daerah Mancagahar ini katanya tidak begitu jauh dari desa dimana kami tinggal, Mandala Kasih. Hanya menembus 2 km dengan jalan pintas lewat pematang sawah kita dapat dengan mudah sampai ke pantai tersebut.

Saya dan teman-teman saya pun bergegas pergi dari pikul 06.00 pagi dinihari, terlalu pagi memang. ”Tapi jika kita menunggu siang cuacanya akan panas, apalagi di pantai ”Ungkap Dadan, ketua kelompok kami. Karena daerah Pemungpeuk ini memang sangat panas walaupun ketika musim hujan. Kami pun mulai berangkat memakai jalan pintas yang di katakan oleh penduduk setempat, ya lumayan mengirit “kantong” juga dari pada harus naik kendaraan.

Ada beberapa hal yang menjadi kepercayaan di daerah yang masih kental dengan nuansa mistik ini. Masyarakat setempat berasumsi bahwa konon katanya orang Bandung dilarang untuk berenang atau bermain ombak di bibir pantai, karena bisa jadi ia akan tenggelam dan termakan ombak. Jangan Tanya alasannya mengapa, karena mereka pun tidak tahu. Walaupun begitu mereka meyakininya sebagai sebuah fenomena mistis yang membudaya di Pamungpeuk ini.

Selama perjalanan kami nikmati dengan santai, kami melewati areal pematang sawah yang di kerumuni masyarakat sekitar, maklum saja tahun ini musim panen jadi mereka sibuk menuai padi. Pemandangan ini seperti mengingatkan saya pada film-film Sunda yang kental nuansa desanya seperti “Kabayan” (He….he..). Pemandangan asri yang takkan pernah kita temui di kota ini begitu indah ditambah lagi suasana pagi yang sejuk membuat kami makin bersemangat untuk cepat-cepat sampai ke pantai. Bayangan sebuah pantai dengan ombak yang menari-nari sudah menggeliat manja di benak kami.

Setelah satu jam menempuh perjalanan, kami memasuki areal yang dipenuhi dengan pohon tembakau, setengah hutan sepertinya, namun ada sebuah danau disana. Kami bingung kearah mana kami harus berjalan, karena semua jalan terlihat buntu dan di hadapan kami hanya ada sebuah danau dan bukit. Kami tercengang satu sama lain dan berpikir apakan kami benar-benar nyasar? Farid bilang anak kelompok 30 pun katanya kemarin lewat sini.
“Apa tidak salah?”pikir saya

Kita harus melewati areal setengah hutan ini dan naik ke atas bukit untuk sampai ke pantai. Saya dan teman-teman puteri lainnya tercengang dan saling berpandangan. Sebelum mencapai bukit kita harus melewati areal setengah rawa dan mencopot sepatu karena airnya mencapai betis. Teman saya yang kerap dipanggil “Bundo” terpaksa harus mundur, ia tak sanggup melanjutkan perjalanan ini. ”Terlalu berisiko” tuturnya, lagi pula anak-anak cowok pun tidak tahu letaknya dimana karena mereka juga sebelumnya tak pernah melewati jalan ini.

Apa yang kami pikirkan saat itu? Kita hanya meraba-raba daerah yang belum pernah kami jamah sebelumnya, namun sepertiga perjalanan ini telah kami lewati. Rasanya sayang apabila harus kembali lagi ke Posko dan otak kita akan dipenuhi rasa penasaran akan Pantai Sayang Heulang yang penuh misteri ini. Tanpa pikir panjang saya dan teman-teman saya bergegas melanjutkan perjalanan walau dengan resiko yang berbahaya, setelah melewati daerah setengah rawa kami menaiki dua bukit dibawah terik sinar matahari. Lelah memang, tapi rasa ingin tahu yang mendalam ini membuat kami tertantang untuk terus maju. Akhirnya setelah menempuh 2 jam perjalanan, kami melihat hamparan air biru di ujung mata kami, seperti fatamorgana. Awalnya kami tak percaya apa yang kami lihat, namun sedikit demi sedikit kami mulai mendekat, dan ternyata……….Sayang Heulang Beach. Tak ada kata yang ingin di ucapkan kecuali “Alhamdulillah, akhirnya sampai juga” decak kami terkagum.

Puas, senang, lelah, dan berbagai macam rasa bercampur menjadi satu. Inilah sebuah perjuangan, memang membutuhkan banyak pengorbanan, waktu, tenaga, pikiran, dan satu lagi jangan pernah merasa putus asa. Karena sikap tersebut yang mendorong kita untuk tetap sabar dan membuat kita kokoh walaupun hakikatnya kita rapuh. Harga kesuksesan sangatlah mahal, janganlah terpaku pada seberapa banyak kita harus melewati sebuah bukit dan rawa namun berpikilah focus pada tujuan kita. Karena tujuan tersebut mendorong kita agar terus maju dan maju. So, Don’t give Up N Reach Ur dreams!!