Senin, 06 Desember 2010

Bedah Novel "Muhammad, Lelaki Penggenggam Hujan"


10 April 2010, Forum Lingkar Pena (FLP) Jatinangor mengadakan acara Open Recruitment sekaligus bedah novel “ Muhammad, Lelaki Pengenggam Hujan” Karya Taufiq Saptoto Rohadi atau yang akrab di panggil Mas Tasaro, novel fenomenal ini sungguh menakjubkan, karena di dalamnya memuat tentang sirah-sirah nabi namun di kemas dalam bentuk yang berbeda. Shirah Nabawiah dituliskan berdasarkan fakta-fakta sejarah yang seringkali kaku karena bersikap deskriptif-naratif berdasarkan laporan kesejarahan sehingga fakta-fakta sejarah Rasulullah terkesan “berjarak” dan tidak memiliki kehangatan. Dengan novel terbarunya ini Tasaro berhasil memecah jarak yang seringkali terdapat dalam shirah-shirah rasul tersebut sehingga membuat si pembaca semakin merasa dekat dengan sosok Nabi Muhammad,

Buku yang melejit setelah novel “Galaksi Kinanti” ini dikerjakannya selama kurang lebih 6 bulan “Saya pernah stuck mengerjakan novel ini, bukan mandeg dalam imajinasi tapi saya sempat berpikir pantaskan saya menulis buku ini dengan segenap pengetahuan yang saya punya, karena saya tidak pernah pesantren dan saya bukan seorang tokoh agama, dengan cara berdiskusi dan membaca banyak buku referensi tentang Nabi Muhammmad akhirnya tekad saya untuk menerbitkan buku ini kembali mengalir dan keraguan saya pun hilang” ucap pria yang mempunyai satu putera ini. Acara yang berlangsung di FSBJ UNPAD Jatinangor ini dihadiri oleh Dewan Pertimbangan FLP yakni M. Irfan Hidayatullah. Selain itu beliau juga memberikan hadiah bagi para pemenang lomba cerpen yang telah diselenggarakan oleh FLP Jatinangor.

Tak hanya itu, Acara bedah novel ini dilengkapi pula dengan sajian musikalisasi puisi dari Forum Lingkar Pena (FLP) Pusat Bandung yang dipimpin oleh Kang Adew dan kru-nya, sajian musikalisasi puisi yang dibawakan oleh mereka cukup mengundang decak kagum penonton yang berjumlah kurang lebih 100 orang ini. Acara diakhiri dengan muhasabah yang diiringi dengan music Kitaro, tak sedikit orang yang meneteskan air mata ketika sesi muhasabah berlangsung.

Ketua FLP Jatinangor, Fatih Beeman menuturkan bahwa biasanya acara bedah novel diselenggarakan ketika ada buku-buku anggota FLP yang terbit, “Alhamdulillah, sekarang sudah banyak anggota FLP yang menerbitkan bukunya seperti Asma Nadia, Mutmainnah, dan masih banyak lagi yang lainnya. FLP Jatinangor yang sempat vacum kini bisa bangkit lagi” ucapnya mengakhiri pembicaraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar